LTAM II; Shrek, Forever After

Let’s Talk About Marriage part II.

Ada satu hal yang menggelitik ketika saya menonton film animasi; “Shrek 4; Forever After”. Tentang tema yang ada di dalam film animasi itu. Maklum, temanya “lain” dari film-film animasi lainnya dengan genre yang sama.

Taruhlah apabila film ini dibandingkan dengan Kungfu Panda, Toy Story 4, Cars, Finding Nemo daaaan banyak lainnya yang jadi koleksi di dalam hardisk saya. Beda! Tema film animasi yang lainnya ujung-ujungnya adalah persahabatan dan sedikit bumbu cinta monyet lah… (tsah… film anak-anak kok ada bumbu cintrongnya kek gini… tapi kok saya menikmati yah???).

Tapi tema yang diangkat dari seri Shrek ke-4 ini memang beda. Kenapa ke-4, karena mamang film ini adalah film ke-4 dari seri Shrek. Kalau judulnya ke-4 tapi nyatanya film ke-5, barulah itu hal yang aneh.

Eniwey busway siomay… Saya urutkan dulu timeline dari Shrek yah. Urut, dari nomor 1 sampai nomor 4. Tentang temanya. Kenapa urut, karena sebenarnya saya urutan nonton film Shrek ini dari nomor 4, lanjut ke nomor 1, lanjut ke nomor 2 dan nomor 3 belum nonton.

Ga penting amat…

Okeylah…

Shrek ini adalah seorang (seorang? harusnya sih semonster bahasa benarnya…) monster hutan yang berwarna hijau mengerikan. Ia hidup sendirian di rawa-rawa dan penduduk desa takut kepadanya. Meski takutnya sih sebatas karena penampakannya yang mengerikan.

Berikut timeline dari seri Shrek…

Shrek 1 berkisah tentang seorang putri yang dikutuk menjadi monster sejenis Shrek dikala malam. Dan ia akhirnya diselamatkan oleh Shrek dan rela berubah menjadi monster selamanya karena… Tonton sendiri-lah! ga seru kalau diceritain full.

Yang pasti, kisahnya fairy tale banget. Ada putri yang terjebak-ditolong pangeran (penyelamat)-keduanya jatuh cintrong-menikah-selesai.

Shrek 2 berkisah tentang pilihan. Apakah sang putri ingin kembali normal lagi menjadi manusia atau tetap berwujud sebagai monster seperti Shrek. Yang pasti, tema dari film kedua adalah tentang kebahagiaan yang tidak bisa dilihat dari bungkusnya.

What the kamsud??? He he… Jawabannya tonton sendiri yah…

Shrek 3 belum nonton… Jadi ga bisa cerita…

Shrek 4; Forever After… Ini inti dari nggedabrusan saya pagi ini. Ga semuanya saya ceritakan. Kenapa? ga seru kalau cuman denger cerita doang… Tonton yah…

Shrek ke-4 ini bertema tentang KELUARGA.

Keluarga dalam arti ada ayah, ibu dan anak-anak. Komplit. Inilah yang ngebedain film animasi ini dengan film animasi lainnya. (Well, ada The Simpson… tapi film ini ga banget buat kesehatan psikologis deh…)

Kisah-kisah dongeng yang ada cuma nyeritain setelah tokoh utama ngedapetin pasangannya, kisahnya langsung ditutup secara sadis dengan embel-embel; BAHAGIA SELAMANYA. Ga banget deh…

Ibarat memutilasi dahan pohon yang sedang tumbuh dengan parang tajam!

Kisah cinderela cuma ngisahin ending pangeran dan putri yang nikah, kisah putri tidur sama pula; setelah nikah bahagia selamanya, kisah putri salju… ah saya lupa! Tapi kebanyakan kisah-kisah itu dipotong dengan sadisnya!

Bedanya di film Shrek ini adalah; Shrek akhirnya nikah dan jadi seorang ayah dengan tiga bayinya yang mungil. Dan kisahnya belum berakhir! Inilah hal yang menarik dari Shrek ke-4! Kisahnya ga dipotong paksa dengan sadis!!!!

Intinya setelah nikah, yang ada malah kebanyakan perkara-perkara yang monoton dan masalah yang timbul. Meski, kebahagiaan dan kegembiraan itu pastilah ada. Namun, masalah yang timbul semakin banyak juga. Semakin kompleks juga.

Dalam film ini, Shrek ngerasa masalah yang ada hanyalah masalah yang monoton dan itu-itu aja. Maklum, ia udah punya anak-anak coy!

Kemudian, ia bernostalgia dengan kenangan masa lalu. Saat ia bebas sebagai seorang monster bujangan yang ditakuti dan bisa berpetualang kemana saja.

Tapi lantas ia merasa sadar, bahwa bukan ini yang ia inginkan. Yang ia inginkan adalah kembali ke keluarganya. Kembali ke istrinya. Kembali ke anak-anaknya. Karena pada dasarnya ia sendiri sudah memiliki segalanya ketika bersama keluarga. Namun ia belum bisa menerima saja.

Maksudnya apa sih? Yaaah… Tonton sendiri yah…

Tapi yang pasti, setelah nonton film itu. Termasuk dihubung-hubungin dengan buku-buku yang pernah saya baca. Intinya setelah nikah, jangan bayangkan kisah-kisahnya berakhir dengan bahagia seperti di dalam dongen-dongeng yang saya tuliskan diatas. Jangan diharapkan kisah-kisah itu “teramputasi” dengan penutup: bahagia selamanya.

Banyak hal dan banyak proses yang harus dijalani ternyata.

Pertanyaannya adalah; Apakah saya sudah siap?

Well, setidaknya tiga hal ini masih menjadi sebuah misteri hingga sekarang; Siapa, Dimana & Kapan…

Thursday, January 6, 2011 at 8:22am

 

Tinggalkan komentar