Coklat

Tahu tidak?
Cerita-cerita ini sederhana
Tidak muluk-muluk
Meski jujur saja, angan tetap mengangkasa

Tapi dibumilah aku ingin membersamai
Meski langit indah biru terang
Kaki ini tetap saja menjejak tanah kecoklatan
Kotor dan tidak indah cerah

Namun disinilah kehidupan

Sajak Hujan dan Pohon

I

Awan termenung di atas samudera

Sendirian

Melintaslah Angin

“Duhai angin, aku kesepian” Sapa awan kepada angin

“Kuhapus sepimu.. Kubawa kemana kau pinta” Balas angin ramah

 

Lantas mereka beriring bersama

Kembara dari satu tempat ke tempat yang lainnya

 

Gembala bermain dengan riang

Petani tersenyum senang

Di bawah teduhnya awan

Beserta semilir angin lembut

 

Badai!!

Kilat menyambar

Guntur menggelegar

Sungai bergolak menerima tangisan hujan

Suasana suram dengan kemendungan pekat

Menyisakan duka alam

 

Meski akhirnya langit biru menjelang

Namun tiada awan dan angin

Menyisakan tanah basah karena hujan

 

II

 

Tanah merasa resah

Melihat bebijian tergeletak begitu saja

“Apa yang bisa kulakukan?”, bisiknya lirih

“Tak bisa tanpaku”, sapa air ramah

 

Lantas tanah memeluk mesra bebijian

Air memberikan kelembutan diantaranya

Berpadu

Memendamnya dengan sabar serta membelainya dengan lembut

 

Akar lantas muncul merekah

Menelisik dari kulitnya yang lemah

 

“Tugas kita belum selesai”, bisik tanah

“Kudampingi setia”, balas air

 

Tanah merekahkan diri menerima akar yang membesar

Air mengalirkan diri dari akar menuju ke pucuk

Berulang-ulang

 

Hingga bebijian itu tumbuh menjadi kayu

Kokoh dan kuat mampu berdiri sendiri

Menyemai benih-benih lain

Menyebar di atas tanah

 

“Sepertinya tugas kita tak kan pernah selesai”, bisik tanah

“Kukuhlah, kutemani dengan setia”, balas air