Kultwit; #Syahadatain

Kultwit tentang #syahadatain dari Akmal Sjafril (@malakmalakmal)

 

01. Di hari Jum’at ini, ada baiknya kita menengok kembali #syahadatain kita.

02. #syahadatain artinya dua kalimat syahadat. Pasti sudah hapal semua. 🙂

03. #syahadatain ini sangat istimewa di dalam Islam. Kita membacanya minimal sekali dlm setiap shalat.

04. Selain dlm shalat, #syahadatain dikumandangkan di seluruh muka bumi dlm bentuk adzan atau iqamat.

05. Dahulu pernah ada perdebatan mengenai metode cara memanggil orang utk shalat. #syahadatain

06. Ada usulan agar menggunakan terompet, meniru cara umat Yahudi pada masa itu. #syahadatain

07. Ada juga usulan agar menggunakan lonceng. Yg ini cara umat Nasrani. #syahadatain

08. Rasulullah saw. kemudian mensyariatkan adzan dan iqamat sebagaimana yg kita kenal hari ini. #syahadatain

09. Demikianlah umat Islam dilatih hingga terbiasa untuk merespon kalimat2 tauhid, termasuk #syahadatain.

10. Dengan demikian, #syahadatain seharusnya menjadi kalimat yg sangat dekat dengan hati kita, jika kita memang beriman.

11. Kalimat syahadat yg pertama adalah kesaksian tentang satu2nya Ilah, yaitu Allah SWT. #syahadatain

12. Adapun kalimat kedua adalah kesaksian tentang status Muhammad saw. sbg utusan-Nya. #syahadatain

13. Kedua kalimat ini tak bisa dipahami secara terpisah, karena keduanya adalah ‘satu paket’. #syahadatain

14. Menyatakan bhw Allah SWT adalah satu2nya Ilah bagi kita menunjukkan penyerahan diri yg total. #syahadatain

15. Perlu diingat, penyerahan diri yg dimaksud bukanlah sikap pasrah yg pasif. #syahadatain

16. Sebab, berserah diri kepada Allah SWT adalah sama dgn kesediaan utk menjalankan perintah-perintah-Nya. #syahadatain

17. Utk membantu manusia memahami tugas2nya sbg hamba, Allah pun mengutus para Nabi dan Rasul. #syahadatain

19. Dalam Al-Qur’an ditegaskan bhw Allah mmg sengaja mengutus para Nabi dr gol. manusia. #syahadatain

20. Sebab, hanya manusialah yg bisa mengajari manusia lainnya secara sempurna. #syahadatain

21. Dalam hal mengendalikan hawa nafsu, misalnya, malaikat tak bisa mengajari manusia dgn sempurna. #syahadatain

22. Sebab, malaikat itu makhluk yg tdk punya hawa nafsu utk durhaka kpd Allah. Mrk tdk bisa memberi contoh dlm hal ini. #syahadatain

23. Malaikat jg tdk bisa mengajari manusia caranya menahan amarah, mengobati hati yg sedih dll. #syahadatain

24. Dlm proses turunnya wahyu, Malaikat Jibril hanya mengajarkan bacaan2. Adapun pemahamannya langsung dr Allah. #syahadatain

25. Itulah sebabnya ketika wahyu turun, seolah-olah pemahaman itu langsung ditanamkan dlm benak Rasulullah saw. #syahadatain

26. Oleh krn itu, kesaksian ttg status Muhammad saw. sbg Rasul sangatlah penting. Beliau adalah acuan. #syahadatain

27. Para sahabat menerima wahyu yg langsung disampaikan oleh Rasulullah saw. Tapi adakalanya salah paham. #syahadatain

28. Misalnya, ada yg shaum setiap hari (di luar Ramadhan), shalat sepanjang malam, bertekad tdk menikah dll. #syahadatain

29. Rasulullah saw. kemudian menegurnya, krn hal2 tsb dipandang berlebihan dlm agama. #syahadatain

30. Inilah peran sentral para Nabi dan Rasul, karena mereka menjadi teladan bagi umatnya. #syahadatain

31. Rasulullah saw. jg bertugas mengawasi para sahabatnya agar tdk salah dlm mengamalkan ajaran Islam. #syahadatain

32. Jika tdk mencontoh Rasulullah saw., maka jangan mengaku2 sebagai umatnya. #syahadatain

33. Dan krn Rasulullah saw. adalah utusan Allah, maka ketidakpatuhan padanya adalah pembangkangan pd Allah. #syahadatain

34. Kaum orientalis dahulu biasa menyebut Islam dgn sebutan “Mohammedanism”. #syahadatain

35. Ini bersumber dr kesalahpahaman. Lantaran kita mengikuti beliau, kita disangka menyembah beliau. #syahadatain

36. Padahal, kepatuhan kita pada beliau adalah konsekuensi dr penyerahan diri kpd Allah. #syahadatain

37. Penyerahan diri (kpd Allah) yg benar adalah yg mengikuti keteladanan Rasulullah saw. #syahadatain

38. Mengurangi syariat yg beliau ajarkan adalah kecurangan. Menambahkannya adalah berlebihan. #syahadatain

39. Allah SWT menciptakan mekanisme “ma’shum” utk menghilangkan keraguan thd Rasulullah saw. #syahadatain

40. Mekanisme ini menjaga Rasulullah saw. dari segala kesalahan. #syahadatain

41. Ini bukan berarti beliau tak pernah salah. Namun jika beliau keliru, langsung dikoreksi oleh Allah (lihat QS ‘Abasa). #syahadatain

42. Koreksi2 yg dilakukan langsung oleh Allah ini justru membuktikan bahwa Rasulullah saw. mmg dijaga dr kesalahan. #syahadatain

43. Dgn demikian, umat Islam meyakini bhw ajaran beliau pastilah benar. Meskipun kita blm paham hikmah dan tujuannya. #syahadatain

44. Hikmah lainnya, kita pun dpt belajar cara mengoreksi kesalahan sendiri. Dgn meneladani Rasulullah saw. #syahadatain

45. Dgn kedalaman makna yg demikian, kita dpt memahami mengapa #syahadatain menjadi syarat bg keislaman seseorang.

46. Seorang muallaf boleh belajar shalat secara bertahap, pelan2 belajar shaum. Tapi #syahadatain harus sempurna.

47. Sebab, #syahadatain inilah yg akan membedakan seorang Muslim dgn yg lainnya.

48. Tentu saja, #syahadatain yg dimaksud di sini bukanlah sekedar lip service, alias basa-basi.

49. #syahadatain adalah ikrar komitmen kita thd Allah. Ibadah bs disempurnakan seiring waktu, tp komitmen harus sejak awal.

50. Dari sini, kita bisa membedakan antara Muslim yg saleh, Muslim yg jahil, org kafir yg baik dan org kafir yg jahat. #syahadatain

51. Islam menetapkan ukuran pembeda manusia, yaitu ketaqwaannya. Jadi, manusia tdk sama di hadapan Allah. #syahadatain

52. Adapun level ketaqwaan diukur dr kehati-hatiannya. Org bertaqwa bkn yg tdk pernah salah. #syahadatain

53. Rasulullah saw. pun pernah salah, namun setiap kesalahan selalu dikoreksi dgn sempurna. Itulah taqwa. #syahadatain

54. Beliau juga senantiasa berhati2 agar tdk melanggar aturan Allah. Ini juga bagian dr sifat taqwa. #syahadatain

55. Karena itu kita membedakan antara Muslim yg saleh dan yg jahil. Yg saleh adalah yg berhati2, yg jahil adalah yg cuek. #syahadatain

56. Tahu dan mengakui kewajiban shalat, tapi tidak dilaksanakan, itulah contoh perilaku Muslim yg jahil. #syahadatain

58. Adapun org kafir adalah yg tdk memiliki komitmen #syahadatain. Mrk tdk tunduk pd Allah dan tdk mencontoh Rasulullah saw.

59. Orang kafir ada yg baik dan yg jahat. Yg baik adalah yg bisa bergaul dgn baik bersama kita, sesuai norma2 yg wajar. #syahadatain

60. Adapun org kafir yg jahat adalah yg mengganggu dan memerangi umat Muslim. Yg ini harus dilawan. #syahadatain

61. Ada pertanyaan: apakah orang kafir yg baik bukan main itu takkan dpt pahala? #syahadatain

62. Sebaliknya, apakah Muslim yg jahil luar biasa itu akan tetap dianggap beriman? #syahadatain

63. Kita dpt menggunakan ilustrasi seorang buruh pabrik yg sangat rajin, cermat kerjanya dan jujur. #syahadatain

64. Pada akhir bulan, hatinya berbunga2 akan menerima upah dr kerja kerasnya. #syahadatain

65. Apa dinyana, ia malah dimarahi oleh staf HRD. Sebab ternyata ia bukan pegawai resmi di pabrik itu. #syahadatain

66. Sebaik2nya manusia, jika ia tidak berkomitmen menjadi hamba Allah, maka takkan dpt pahala dr Allah. #syahadatain

67. Sederhananya: jika beramal bukan krn Allah, mengapa minta balasan dr Allah? #syahadatain

68. Ini adalah bukti kasih sayang Allah. Yang Allah minta hanyalah pengakuan dr kita sbg hamba-Nya. Is it too much? #syahadatain

69. Untuk segala kenikmatan yg kita peroleh, Allah hanya meminta pengakuan kita sbg hamba-Nya. #syahadatain

70. Penyembah berhala seharusnya meminta balasan dr berhala2nya, bukan dr Allah. It’s common sense. #syahadatain

71. Sebaliknya, hamba Allah yg jahil, selama ia masih mengakui otoritas Allah, maka ia bisa mendapat pahala dr Allah. #syahadatain

72. Namun, sudah barang tentu, krn kejahilannya, bisa jadi dosanya lebih banyak drpd pahalanya. #syahadatain

73. Di antara yg beriman dan yg kafir adalah orang2 munafiq. Mrk mengaku beriman, padahal tdk. #syahadatain

74. Mengaku umat Muhammad saw., namun syariatnya diabaikan. #syahadatain

75. Mengaku beriman pd Al-Qur’an, tapi hendak merevisinya. #syahadatain

77. Mengaku tunduk patuh namun bangga meninggalkan shalat Jum’at, bahkan mengumumkannya. #syahadatain

78. Mengaku beragama namun hendak mencampuradukkan kesalehan dan kemaksiatan. #syahadatain

79. Semoga pemahaman kita thd #syahadatain semakin mendalam, agar kita tdk menjadi Muslim yg jahil, munafiq, atau kafir.

LTAM II; Shrek, Forever After

Let’s Talk About Marriage part II.

Ada satu hal yang menggelitik ketika saya menonton film animasi; “Shrek 4; Forever After”. Tentang tema yang ada di dalam film animasi itu. Maklum, temanya “lain” dari film-film animasi lainnya dengan genre yang sama.

Taruhlah apabila film ini dibandingkan dengan Kungfu Panda, Toy Story 4, Cars, Finding Nemo daaaan banyak lainnya yang jadi koleksi di dalam hardisk saya. Beda! Tema film animasi yang lainnya ujung-ujungnya adalah persahabatan dan sedikit bumbu cinta monyet lah… (tsah… film anak-anak kok ada bumbu cintrongnya kek gini… tapi kok saya menikmati yah???).

Tapi tema yang diangkat dari seri Shrek ke-4 ini memang beda. Kenapa ke-4, karena mamang film ini adalah film ke-4 dari seri Shrek. Kalau judulnya ke-4 tapi nyatanya film ke-5, barulah itu hal yang aneh.

Eniwey busway siomay… Saya urutkan dulu timeline dari Shrek yah. Urut, dari nomor 1 sampai nomor 4. Tentang temanya. Kenapa urut, karena sebenarnya saya urutan nonton film Shrek ini dari nomor 4, lanjut ke nomor 1, lanjut ke nomor 2 dan nomor 3 belum nonton.

Ga penting amat…

Okeylah…

Shrek ini adalah seorang (seorang? harusnya sih semonster bahasa benarnya…) monster hutan yang berwarna hijau mengerikan. Ia hidup sendirian di rawa-rawa dan penduduk desa takut kepadanya. Meski takutnya sih sebatas karena penampakannya yang mengerikan.

Berikut timeline dari seri Shrek…

Shrek 1 berkisah tentang seorang putri yang dikutuk menjadi monster sejenis Shrek dikala malam. Dan ia akhirnya diselamatkan oleh Shrek dan rela berubah menjadi monster selamanya karena… Tonton sendiri-lah! ga seru kalau diceritain full.

Yang pasti, kisahnya fairy tale banget. Ada putri yang terjebak-ditolong pangeran (penyelamat)-keduanya jatuh cintrong-menikah-selesai.

Shrek 2 berkisah tentang pilihan. Apakah sang putri ingin kembali normal lagi menjadi manusia atau tetap berwujud sebagai monster seperti Shrek. Yang pasti, tema dari film kedua adalah tentang kebahagiaan yang tidak bisa dilihat dari bungkusnya.

What the kamsud??? He he… Jawabannya tonton sendiri yah…

Shrek 3 belum nonton… Jadi ga bisa cerita…

Shrek 4; Forever After… Ini inti dari nggedabrusan saya pagi ini. Ga semuanya saya ceritakan. Kenapa? ga seru kalau cuman denger cerita doang… Tonton yah…

Shrek ke-4 ini bertema tentang KELUARGA.

Keluarga dalam arti ada ayah, ibu dan anak-anak. Komplit. Inilah yang ngebedain film animasi ini dengan film animasi lainnya. (Well, ada The Simpson… tapi film ini ga banget buat kesehatan psikologis deh…)

Kisah-kisah dongeng yang ada cuma nyeritain setelah tokoh utama ngedapetin pasangannya, kisahnya langsung ditutup secara sadis dengan embel-embel; BAHAGIA SELAMANYA. Ga banget deh…

Ibarat memutilasi dahan pohon yang sedang tumbuh dengan parang tajam!

Kisah cinderela cuma ngisahin ending pangeran dan putri yang nikah, kisah putri tidur sama pula; setelah nikah bahagia selamanya, kisah putri salju… ah saya lupa! Tapi kebanyakan kisah-kisah itu dipotong dengan sadisnya!

Bedanya di film Shrek ini adalah; Shrek akhirnya nikah dan jadi seorang ayah dengan tiga bayinya yang mungil. Dan kisahnya belum berakhir! Inilah hal yang menarik dari Shrek ke-4! Kisahnya ga dipotong paksa dengan sadis!!!!

Intinya setelah nikah, yang ada malah kebanyakan perkara-perkara yang monoton dan masalah yang timbul. Meski, kebahagiaan dan kegembiraan itu pastilah ada. Namun, masalah yang timbul semakin banyak juga. Semakin kompleks juga.

Dalam film ini, Shrek ngerasa masalah yang ada hanyalah masalah yang monoton dan itu-itu aja. Maklum, ia udah punya anak-anak coy!

Kemudian, ia bernostalgia dengan kenangan masa lalu. Saat ia bebas sebagai seorang monster bujangan yang ditakuti dan bisa berpetualang kemana saja.

Tapi lantas ia merasa sadar, bahwa bukan ini yang ia inginkan. Yang ia inginkan adalah kembali ke keluarganya. Kembali ke istrinya. Kembali ke anak-anaknya. Karena pada dasarnya ia sendiri sudah memiliki segalanya ketika bersama keluarga. Namun ia belum bisa menerima saja.

Maksudnya apa sih? Yaaah… Tonton sendiri yah…

Tapi yang pasti, setelah nonton film itu. Termasuk dihubung-hubungin dengan buku-buku yang pernah saya baca. Intinya setelah nikah, jangan bayangkan kisah-kisahnya berakhir dengan bahagia seperti di dalam dongen-dongeng yang saya tuliskan diatas. Jangan diharapkan kisah-kisah itu “teramputasi” dengan penutup: bahagia selamanya.

Banyak hal dan banyak proses yang harus dijalani ternyata.

Pertanyaannya adalah; Apakah saya sudah siap?

Well, setidaknya tiga hal ini masih menjadi sebuah misteri hingga sekarang; Siapa, Dimana & Kapan…

Thursday, January 6, 2011 at 8:22am

 

#perjalanan; Biaya Nekat

Ongkos alias biaya. Adalah salah satu hal yang penting di dalam perjalanan. Atau banyak yang berkata bahwa ongkos adalah faktor terpenting dalam sebuah perjalanan. Meski secara kenyataan, ongkos bukan hal yang terpenting.

Bayangkan jika faktor biaya adalah hal yang terpenting. Mungkin Gol A Gong tidak akan mengelilingi asia dan novel Balada Si Roy hanya melulu nyebutin kota Serang doang.

Maklum, beliau termasuk orang yang pas-pasan. Tidak sekaya orang-orang yang berduit. Namun ada satu faktor yang menggenjot ia untuk traveling. Dan saya mengaminkan satu faktor ini.

Keberanian.

Itu adalah modal yang paling pokok. Modal yang paling utama menurut saya saat ini. Tanpa ada keberanian, seseorang tidak akan berani keluar dari zona nyaman. Tidak berani mencoba hal-hal yang baru dan tidak berani menghadapi kenyataan di depan mata.

Tapi jujur. Sebenarnya saya termasuk orang yang cenderung paranoid. Saya bukan orang yang berani. Saya tidak “sejantan” traveller lainnya. Saya hanya sedikit mengandalkan spontanitas yang terkadang bikin hati saya bergidik ngeri ketika menghadapi kenyataan yang ada di jalan.

Orang-orang menyebutnya; Nekat.

Dan nekat bukan termasuk keberanian. Ia hanya faktor kecil dari lingkup keberanian. Orang yang berani bisa jadi juga nekat, tapi orang yang nekat belum tentu berani.

Tapi saya menyadari sebuah hal. Dari kenekadan bisa tumbuh keberanian. Kata yang tepat bukan tumbuh, tapi dipaksa tumbuh. Tumbuh yang terpaksa. Tapi jauh lebih mending bukan daripada tidak tumbuh sama sekali.

Well, memang jujur saja. Saat ini saya termasuk golongan orang nekat yang terpaksa menumbuhkan keberanian. Maklum, terkadang sesuatu itu perlu dipaksa agar tumbuh. Termasuk kenekatan juga sih.

Kalau saya pribadi, kenekatan ini muncul dari sebuah spontanitas. Spontan bertindak, baru berpikir. Nekat bukan? Suka maksa yah saya..

Ada yang menganggap hal itu adalah sebuah hal yang ngawur. Sedikit ada benarnya juga sih. Tapi hal itu bisa dikatakan ngawur 100% jika kenakatan itu tidak diikuti oleh keberanian yang tumbuh. Saya yakin setiap keberanian pasti tumbuh dalam kenekatan ini. Cuma, hal itu disadari atau tidak.

Karena jika sudah berada di lapangan, ternyata saya lihat kok jauh beda dengan teori yang ada. Ada banyak hal dan banyak faktor yang tidak linier ternyata. Ada pola melompat-lompat yang harus saya ikuti alirannya. Sebab terkadang saya tidak mampu melawan arusnya. Well, butuh adaptasi yang terkadang sedikit makan hati. Tapi itulah konsekwensinya.

Sebab, dalam sebuah perjalanan pasti ada resikonya. Entah besar entah kecil. Tapi resiko bisa di perkirakan dan dimaklumi (ada yang bilang bisa diatur resiko itu, tapi saya menyebutnya dimaklumi. Diterima).

Yah, padahal entah di rumah entah di jalan masing-masing ada resikonya. Tinggal besar kecilnya saja.

Tapi hidup adalah pilihan (dan penerimaan) bukan?

 

Tuesday, January 4, 2011 at 8:16am

 

**Tulisan ini dibuat ketika saya menunggu di dalam bandara Soetta.. Menunggu pesawat buat nerbangin saya balik lagi ke Banda Aceh.. Nekat ketika itu..

Maklum, ketika itu PP 53 yang mengatur tata tertib pegawai untuk pertama kalinya akan berlaku.. Tapi saya nekat bolos.. 😀

Yaaah.. memaknai tentang kenekatan.. akhirnya lahirlah tulisan ini..