#jilbab

Saya sadar, kalau SELAMANYA saya tidak boleh berjilbab. Dilarang! Meskipun bagaimanapun saya berusaha dan berargumen secerdas apapun, berkata selihai apapun, berbuat sekeras apapun..

Kenapa?

Sebab saya IKHWAN! Saya cowok tulen! Haram hukumnya berjilbab! πŸ˜€

Yah.. saya hanya ingin berbagi dengan apa yang salah satu saudara dalam rengkuhan Islam. Yakni Bunda Helvy Tiana Rosa melalui akun twitternya; @helvy. Beliau tentunya jauh lebih kompeten menjelaskan tentang perkara ini. Sebuah perkara yang sangat penting bagi para muslimah. Yakni mengenai #jilbab.

Tentu, beliau sebagai sesama perempuan, lebih memahami kondisi yang ada. Sedangkan saya dari kaum laki-laki hanyalah tahu bagaimana perintah yang termaktub di dalam Al-Qur’an. Tentu berbeda jika Bunda Helvy yang menjelaskannya.

Lebih terasa dan lebih mengena. Sebab, bunda tak hanya menjelaskan apa sebabnya.. Bunda juga menjelaskan bagaimana rasanya..

Jadi, monggo silakan menikmati sajian ilmu melalui #kultwit yang sederhana ini..

Semoga Alloh memudahkan dan memampukan..

 

#JILBAB

 

Saya ingin berbagi pengalaman mengapa saya mengenakan #jilbab. Smg bermanfaat ya πŸ™‚

Tp sebelumnya saya ingin kita saling menghargai soal #jilbab. Maka tulisan ini skdr sharing, bkn pemaksaan atas pemahaman πŸ™‚

Saya pakai #jilbab th 1988, saat 18 th, masih SMA, tanpa paksaan siapapun, krn kesadaran sendiri hasil dari proses bljr kehidupan πŸ™‚

1. Krn perintah Allah dlm Al Quran, Surat Al Ahzab 59 dan An Nuur 31. #jilbab

2. Krn #jilbab mnjadi identitas utama bagi muslimah. Dmnpun berada bila kita berjilbab kita akan dikenali sbg muslimah πŸ™‚

Sepupu saya Astri Ivo mulai mengenakan #jilbab nya justru saat kuliah di Jerman πŸ™‚

3. Dgn kenakan #jilbab, sy mrs lbh aman krn tdk diganggu, plg disapa dgn salamu’ alaikum atau dgn panggiln bu haji (malah didoakan :))

Tentu akan berbeda perlakuannya bila saya mengenakan baju yg you can see everything πŸ™‚ #jilbab. Jd sy mrs nyaman begini πŸ™‚

4. Dgn #jilbab saya merasa lbh merdeka dlm arti sebenarnya. Contoh: naik kendaraan apapun tmsk angkot sy bs duduk bebas, leluasa, santai.

Pdhl dulu waktu senang pakai rok mini, sy tersiksa sendiri menutupi paha saya dgn tas, duduk jg resah πŸ™‚ #jilbab mbuat sy merdeka πŸ™‚

5. Dgn #jilbab sy merdeka dr pandangan org yg mengukur sy dr segi fisik. Sy tak lg diukur dr bsr kclnya betis, atau bagian tbh lainnya πŸ™‚

Orang akan mengukur saya dari kebaikan hati dan kecerdasan saya, bkn fisik πŸ™‚ #jilbab

6. Dgn #jilbab maka kontrol ada d tangan perempuan :). Perempuan bebas mengontrol dan menentukan pria mana yg boleh atau tdk mlhtnya.

8. #jilbab tak pernah mhalangi muslimah untk maju dlm kebaikan. Berprofesi, berkiprah, bercahayalah πŸ™‚

Demikian alasan mengapa saya mengenakan #jilbab th 1988 hingga skrg dan smg selamanya istiqomah πŸ™‚

Tentu saja #jilbab bkn satu2nya indikator ketakwaan seseorg. Tp jilbab menjadi salah satu realisasi amaliyah dr keimanan kita πŸ™‚

Bg sy tdk perlu slg cibir mrk yg sdh bjilbab, yg #jilbab nya besar atau kecil, jg yg blm mengenakannya. Kita lakukan semampu kt πŸ™‚

Hanya Allah yg berhak menilai mana yg lbh baik d antara kt. Jgn terlalu bangga dgn #jilbab tp jg jgn mcibir kalau blm mengenakannya πŸ™‚

#jilbab bs menjadi terlihat buruk bila akhlak kita jelek. Hati2 jgn merusak citra muslimah dgn jilbab yg kt kenakan ya πŸ™‚

Kalau blm bs ber #jilbab, tdk usah katakan: “kalau aku yg penting hati dulu dijilbabin”. Tdk ada pemisahan hati dan kepala kok πŸ™‚

Pernyataan itu menyinggung sdr2 kt yg ber #jilbab. Mrk jg bkn kalangan yg sdh suci. Kita semua berproses. Allah yg Maha Tahu πŸ™‚

Sbg bagian dr umat yg bsr ini, masalah #jilbab bkn mslh yg hrs dbesar2kn. Pakai dgn kesadaran. Jgn mengejek mrk yg blm. Rangkul πŸ™‚

PS: mas @wisat, I Love u :p

 

Romantisme Masjid Raya Baiturrahman

Sore hari setelah saya absen, saya bergegas keluar dan menuju komplek Masjid Baiturrahman. Ada dua tujuan, satu saya menunggu angkot yang akan membawa saya kembali menuju kontrakan dan kedua saya ingin menikmati sore hari yang panjang di Banda Aceh.

Jam 17.30 masih termasuk sore disini. Maklum, maghrib disini dimulai jam 7an. Jadi sepulang kantor, masih ada waktu sekitar 2 jam buat tid.. Eh, buat jalan-jalan. Dan disinilah saya terpesona dengan romantisme Masjid Raya Baiturrahman. Well, saya suguhi pemandangan yang berhasil saya bidik;

Well, gambarnya memang kelihatan gelap. Mungkin karena saya hanya memakai kamera hape biasa untuk mengambil gambarnya. Yaaah, saya memang bukan fotografer andal (ngeles.com). Tapi memang ini yang bisa saya sajikan sementara ini. Sepertinya ada yang harus menyambangi tempat ini bersama saya deh. πŸ˜€

Ditunggu.

Eniwey busway siomay bawang bombay. Ijinkan saya untuk sedikit bercerita tentang Masjid Raya Baiturrahman ini.

Ceritanya memang tidak sefenomenal cerita Candi Prambanan yang melibatkan kisah antara Bandung Bandawasa dengan Rara Jongrang. “Buatkan aku seribu candi dalam satu malam”, seperti kata Rara Jonggrang kepada Bandung Bandawasa. Gaa… Ga seperti itu kok..

Masjid yang keren ini merupakan masjid peninggalan seorang sultan yang menjadi tauladan Warga Aceh. Sultan Iskandar Muda namanya. Sultan yang mahsyur dengan kejayaannya kerajaan Samudera Pasai. Dimana ketika itu daulah Islamiyah berkembang begitu suburnya dibawah naungan kekhalifahan Ottoman.

Well, akan sangat panjang lebar jika saya bercerita tentang Sultan Iskandar Muda di dalam tulisan ini. Mungkin nanti atau ketika kesempatan itu datang, insyaAlloh akan saya bahas.

Masjid ini dibangun pada periode 1612 Masehi. Tentu sudah sangat lama bukan?

Dinamakan dengan “Baiturrahman”, yang artinya “Rumah Alloh yang Maha Pengasih”. Dinyatakan sebagai masjid negara ketika itu.

Namun sayangnya, masjid yang asli telah terbakar ketika Belanda menyerang Aceh pada tahun 1873. Saya tidak tahu apakah benar-benar habis terbakar atau tidak. Sumber sejarah saya sangat minim tentang peristiwa ini. Tapi pada tahun 1875 masjid ini dibangun kembali.

Pada awalnya masjid ini hanya terdiri dari satu kubah. Seperti pada gambar yang tampil diatas. Kemudian pada tahun 1953 masjid ini diperluas menjadi 3 kubah dan akhirnya pada tahun 1968 masjid ini memiliki 5 kubah sebagaimana yang nampak pada foto-foto tentang Aceh.

Masjid ini sangat indah. Nyaman di dalamnya. Sejuk dan yang paling membuat saya betah berleha-leha di dalamnya adalah karena ada suara kicauan burung-burung pipit. Bayangkan suasana yang damai terasa! Seperti saya merasa di tengah dangau yang penuh dengan burung pipit! Sejuk dan damai!

Hmmm… Sholat sekaligus tilawah sambil berleha-leha di kala siang panas terik hawa pantai Banda Aceh, sungguh menggoda. Nyamaaaaan sekali di sini. Sambil bersandar di salah satu tiangnya yang kokoh ini.

Tambah lagi, di pelataran masjid ini ada rerumputan yang hijaaaaaaau sekali. Nyaman dan empuk dipakai buat leha-leha. Saya jadi inget dengan Khalifah Umar bin Khatthab yang mempunyai tempat “nongkrong” favorit di depan Masjid Nabawi. Ada sebatang pohon kurma yang jadi tempat beliau bersandar yang mampu membuat utusan Persia berdecak kagum ketika melihat Umar terkantuk-kantuk di bawahnya.

“Engkau begitu adil maka engkau aman meski tanpa kawalan”, begitulah redaksi yang diragukan keabsahannya. Maklum, mereka menggumam menggunakan bahasa Arab, bukan bahasa Indonesia seperti yang saya tuliskan diatas.

Oh yah! Masjid Baiturrahman sering sekali dipakai buat akad nikah. Tak jarang (katanya lhooo) hampir tiap jam ada yang melangsungkan akad nikahnya di sini. Mungkin ada anggapan bahwa ketika menikah di sini, lebih afdhal apabila dibandingkan di masjid yang lain. Yang jelas, ada 3 sahabat saya yang telah melangsungkan akad nikahnya di masjid ini.

Pertanyannya; “Selanjutnya siapa yang saya hadiri nikahnya disini?” πŸ˜€

Masjid ini juga menjadi saksi tewasnya Jenderal Belanda. Jenderal Kohler.

Ia tewas ditangan seorang sniper Aceh. Ia tewas seketika dengan peluru yang bersarang di jantungnya. Keren sekali! Sepengatahuan saya, hanya ada dua jenderal kalangan antek penjajah yang berhasil ditewaskan oleh para pejuang. Satu yakni si Kohler ini dan yang kedua adalah Mallaby yang tewas di Surabaya pada peristiwa 10 November 1945 yang heroik nan menyejarah itu.

Dan yang menarik, keduanya tewas di tangan para santri mujahid yang menyerukan Jihad Fii sabilillah kepada penjajah La’natulloh. Berpadu dalam teriakan takbir nan membahana dan mengusir serentak para penjajah dalam naungan Islam. Sangat luar biasa sekali!

Ini dia buktinya… Bukti kesombongan Belanda yang tersungkur di depan masjid indah ini.

 

**sumber cerita; wikipedia & indonesia

**gambar dari; Google maps, dokumentasi pribadi dan Aceh Forum

Sang Dosen

Pada suatu hari, seorang dosen baru masuk ke dalam kelas. Dosen yang belum dikenal oleh para mahasiswanya.

“Sebagai perkenalan..”, sepatah dua patah kata terucap dri mulut sang dosen. “Minggu depan saya akan mengadakan ujian kepada kalian”

Sang dosen mengacungkan sebuah buku. Tidak tebal tapi tidak pula tipis. Sedang-sedang saja.

“Materi yang saya ujikan semuanya dari buku ini”

“Tidak kurang juga tidak lebih”, sambung kata sang dosen. “Semuanya ada di buku ini”

Para jenius tersenyum simpul. Bagi mereka tak sulit untuk menguasai materi dalam seminggu. Apalagi hanya mengutip satu buku. Sementara sang juru kunci dan mahasiswa yang bodoh terlihat mengeluh. Membayangkan betapa beratnya bagaimana memahami materi yang ada di satu buku itu.

Para jenius dengan tekun membaca lembar demi lembar buku yang diberikan oleh sang dosen. Dengan kemampuan memori fotografiknya, mereka menghayati kata demi kata yang tertulis di dalam buku itu. Titik dan koma-pun tak luput dari perhatian mereka. Tapi mereka tidak membaca kata pengantar dan halaman yang paling belakang. “Ah buat apa… yang penting isi dari buku itu…”, begitulah pikirnya.

Sementara mahasiswa-mahasiswa idiot mengeluhkan dan meratapi materi yang diujikan. Mereka hanya membolak-balik buku itu tanpa tahu bagaimana caranya mereka memahami materi yang dituliskan dalam buku itu. Dibolak-balik saja. Akhirnya yang terbaca hanyalah kata sambutan serta halaman belakang buku itu. Isinya? Jangan tanya…

Namun ketika ujian tiba, para jenius terpucat mukanya. Sementara para idiot tersenyum simpul.

Apa pasal? Pertanyaan yang diajukan oleh sang dosen ternyata hanya pokok-pokok yang tertulis di dalam kata pengantar dan halaman belakang buku itu.

Tak kurang dan tak lebih.

Sekedar menanyakan nomor ISBN dari buku itu, siapa pengantar yang memberikan sambutan dalam pendahuluan buku itu serta tak lupa cetakan ke berapa dan tahun terbitnya buku itu.

Bagaimana dengan isi dari buku itu?

Tidak ditanyakan. Satu huruf-pun…

Akhirnya dalam penilaian akhir ujian itu. Para jenius mendapatkan nilai yang biasanya didapatkan oleh para mahasiswa idiot. Dan mahasiswa idiot akhirnya mendapatkan nilai yang biasanya diberikan kepada para jenius.

Namun, tak habis pikir seorang pengamat melihat fenomena yang aneh itu.Β Sang dosen belum dikenal oleh para mahasiswanya. Sang dosen adalah orang baru.Β Tapi kenapa tak terpikirkan oleh para mahasiswanya untuk mendekat dan mengenal jauh lebih intim dengan sang dosen? Bukannya jika mereka telah kenal akrab bisa jadi sang dosen sedikit memberikan petunjuk tentang ujian yang akan diujikan? Atau bahkan sang dosen dengan sukarela memberikan jawaban atas ujian yang akan diujikan. Karena telah kenal akrab…

Namun tiba-tiba sang pengamat tersadarkan oleh satu hal…

Ternyata ia tidak kenal akrab dengan Tuhannya…

Thursday, November 25, 2010 at 12:02pm

#lelaki

Saya “mengenal” mas Gol A Gong ini melalui karya-karyanya. Salah satu karya yang fenomenal adalah “Balada si Roy”. Sebuah karya yang sangat laki-laki sekali!

Novel pemberontakan yang sangat inspiratif! Sayang.. Saya baru membaca cerita lengkapnya ketika saya menjelang seperempat abad. Maklum, cerita ini adalah novel “klasik”. Novel (atau mungkin lebih tepatnya cerbung yah?) dari akhir tahun 80an dan awal tahun 90an.

Jelas dimasa itu saya masih “cupu”. Masih anak kecil ingusan.

Ketika membaca cerita ini pada medio tahun 2008an, saya mengandaikan bahwa seharusnya saya membacanya ketika SMP atau SMA. Mungkin takdir akan berkata lain. Mengingat kalau saya akan melakukan pemberontakan di usia saya yang sekarang, sungguh sangat konyol.

Namun semangat pemberontakan itulah yang sedang saya tiru.

Well meski jujur saja, saya tidak 100% sepakat dengan isi pemberontakan di dalam novel ini. Namun ada satu hal yang patut digarisbawahi, dicetak bold dengan font miring untuk menegaskan poin utama di novel ini;

MENJADI LAKI-LAKI

Bukan banci, tapi jadi laki-laki!

Tidak seperti figur di televisi maupun di berbagai cerita picisan jaman sekarang. Tapi menjadi laki-laki! Meski digarisbawahi, laki-laki (menurut saya), tidak akan melakukan 100% seperti yang tertulis di dalam novel ini.

Opini saya pribadi, laki-laki tidak akan100% Β melakukan hal-hal yang terlarang seperti yang tertulis di dalam novel ini. Beberapa hal tidak saya sepakati sih. Tapi saya hanya mengambil pelajaran bagaimana laki-laki harus bertindak. bagaimana laki-laki harus merespon suatu keadaan. Bagaimana sisi petualangan dari laki-laki.

Laki-laki bukanlah orang yang cengeng. Laki-laki adalah pemberani bagaimanapun resikonya. Laki-laki akan melakukan hal dengan penuh keberanian dan tanggung jawab. Laki-laki berani mewujudkan mimpinya.

Itulah sisi positif dari novel ini.

Tapi sebenarnya saya tidak ingin bercerita tentang novel ini. Hanya ingin berbagi dengan kata-kata inspiratif yang tertuang di dalam akun twitter @Gol_A_Gong mengenai #lelaki. Bentuknya bukan #kultwit, namun saya menyukai beberapa kata-katanya yang sangat berbobot.

Silakan menikmati;

#SarapanPagi Lelaki itu heroik.Tapi yg ada di negeri ini adalah lelaki sakit bengek.Ingin contoh? Lihat itu tim verifikasi calon Ketum PSSI.

#SarapanPagi Jika tidak memiliki karakter lelaki,jangan jadi pemimpin.Jadi kerbau saja.

#SarapanPagi Lelaki tidak melempartkan tanggung jawab kepada orang lain atas kesalahan yang diperbuatnya. Itulah karakter

#SarapanPagi Lelaki berani mengatakan β€œya” utk kebenaran dan β€œtidak” utk kebatilan. Dia akan menjaga martabat keluarganya.

#SarapanPagi Begitu banyak lelaki di negeri payah ini.Mereka bahkan bisa memiliki istri lebih dari 1.Tp,mrk tdk memiliki jiwa lelaki.